Demonstrasi Bukan Musuh Negara, Tapi Nafas Demokrasi
0 menit baca
SUARA BERSATU +Dalam pusaran politik hari ini, suara rakyat kembali berhadapan dengan tembok kekuasaan.
Menyikapi langkah pemerintah dan DPR yang dianggap "preventif, " Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara, Gerry Hukubun, menegaskan bahwa negara seharusnya mendengar jeritan rakyat, bukan menutup telinga dengan dalih stabilitas.
Rakyat menggantungkan hidup mereka pada kebijakan pemerintah dan DPR. Maka kritik, koreksi, bahkan demonstrasi harus direspons dengan cara yang bijaksana, bukan dengan kekerasan," tegas Gerry, mengingatkan bahwa represi hanya akan memperlebar luka sosial.
Pernyataannya menjadi relevan di tengah praktik politik yang kerap mengkriminalisasi suara kritis. Hukum menolak keras segala bentuk anarkisme dan perusakan fasilitas umum, tapi ia juga mengingatkan, kekerasan aparat sama sekali tidak bisa dibenarkan. Aspirasi tidak boleh ditenggelamkan oleh stigma provokasi.
Kompaknya TNI dan Polri akan memastikan rasa aman rakyat. Jangan sampai diprovokasi untuk memecah-belah," ujarnya.
Bagi Gerry, keamanan sejati bukan soal represi, melainkan terciptanya ruang yang adil bagi rakyat menyuarakan haknya. Demokrasi hanya bisa hidup jika suara jalanan dihormati, bukan dibungkam. Negara ada bukan untuk melindungi kepentingan elite, melainkan keselamatan dan perbaikan hidup seluruh rakyat.