Pusaka Ilmu Tanpa Batas
0 menit baca
Pusaka Ilmu Tanpa Batas
SUARA BERSATU.co Kemajuan teknologi dan meningkatnya peradaban serta tingginya arus informasi digital sekarang ini, platform media sosial seperti instagram,facebook, tik tok , youtube ,google , bahkan kecerdasan buatan seperti Meta AI, semuanya mempermudah kita untuk mengakses segala macam ilmu pengetahuan.
Semua yang ingin kita ketahui, seakan hanya sejauh ketikan di layar.
Diantara semua itu, buku tetap menjadi pegangan yang sangat istimewa.
Membaca buku tidak sekadar aktivitas mencari informasi, melainkan sebuah pengalaman untuk mengukur kedalaman pikiran, meresapi nilai, dan memperkaya jiwa.
Buku setiap saat bisa kita buka, dimanapun kita berada,buku bisa dibaca berulang-ulang, kita bisa beli buku kapan saja,kita juga bisa baca buku langsung atau mungkin kita simpan dulu di dalam tas, dan suatu saat pasti akan membukanya lagi.
Artinya baca buku sangat fleksibel sesuai dengan ritme yang kita tentukan sendiri, lebih tenang,lebih nyaman lebih intim, dan lebih manusiawi.
Buku menawarkan kedalaman wawasan,yang sering tidak ditemukan dalam konten yang serba instan.
Bagaimana mungkin belajar agama hanya melalui medsos dan sy yakin akan mendapatkan ilmu secara instan.
Berbeda dengan belajar agama selalu didampingi guru, ustad , atau kyai tentunya akan lebih mendalam perolehan ilmunya.
Dengan buku akan mendidik kesabaran, mengasah penalaran,berfikir kritis dan inovatif, serta menumbuhkan empati.
Di sinilah buku menjadi lebih dari sekadar sumber ilmu tetapi menjadi teman, guru, bahkan cermin kehidupan.
Lebih dari itu, buku adalah warisan.
Setiap lembarannya menyimpan jejak zaman, pemikiran para pendahulu, dan nilai-nilai yang bisa diteruskan kepada generasi setelah kita.
Membangun perpustakaan pribadi, kecil atau besar bukan hanya soal koleksi, tetapi tentang meninggalkan legacy keilmuan.
Sebuah peninggalan berharga yang kelak bisa dibuka, dibaca, dan dipelajari oleh anak cucu.
Sebagai jendela dunia buku membuka wawasan keilmuan ,buku mengantarkan pembacanya untuk menengok masa lalu sekaligus lentera dan penerang masa depan.
Di tengah era digitalisasi yang penuh perubahan zaman, mari kita tetap mencintai buku. Karena dalam kesunyian setiap lembarnya, kita akan menemukan pemikiran- pemikiran besar yang tak lekang oleh waktu.