Diduga Akibat bertengkar dengan Tunangannya, Pria Asal Pekalongan ditemukan Tewas
0 menit baca
SUARA BERSATU. com - Seorang pekerja harian lepas di Kantor Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, BZ, ditemukan meninggal dunia di ruangan Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Bojong, Sabtu tengah malam, 12 Juli 2025. sekitar pukul 23.45 WIB.
Korban kali pertama ditemukan oleh tunangannya sendiri, L (20), dan adik korban bernisial W.
Korban ditemukan gantung diri di pinggir jendela di ruangan Sekcam Bojong.
Dilansir dari Radar Pekalongan melalui media sosial pada Senin ( 14 /7 ), Menurut keterangan Kapolsek Bojong, AKP Wastono, pada Minggu, 13 Juli 2025, membenarkan ada kejadian bunuh diri di Kantor Kecamatan Bojong.
Korban merupakan pekerja harian lepas di Kantor Kecamatan Bojong.
Disebutkan, pada hari Sabtu, 12 Juli 2025, sekitar pukul 23.00 WIB, BZ yang merupakan pekerja harian lepas di Kantor Kecamatan Bojong bertengkar dengan tunangannya sendiri berinisial L.
Bahkan, kata dia, BZ mengirimkan beberapa video menjelang bunuh diri kepada tunangannya tersebut. Korban berpamitan hendak bunuh diri.
"Saudara L merasa khawatir dengan keadaan BZ, sehingga ia mencoba menghubungi BZ, namun tidak ada jawaban," ucapnya dia.
Selanjutnya, L menghubungi adik korban berinisial W. Keduanya lantas menuju ke Kantor Kecamatan Bojong.
Sesampainya di Kantor Kecamatan Bojong, keduanya mencari korban di setiap ruangan kantor kecamatan. BZ akhirnya ditemukan di dalam ruangan Sekcam dalam keadaan menggantung di Pinggir Jendela.
Korban lantas diturunkan dan dibaringkan di lantai. Kejadian tersebut lalu diberitahukan kepada staf Kecamatan Bojong, Y.
"Kejadian ini dilaporkan ke Polsek Bojong, pada Minggu dini hari, sekitar pukul 00.30 WIB, "bebernya.
Petugas piket Polsek Bojong dan Unit Inafis Satuan Reskrim Polres Pekalongan datang ke TKP. Korban dibawa ke RSI Pekajangan untuk pemeriksaan visum luar.
"Menurut Tim Medis dari RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan, Korban meninggal dunia karena murni gantung diri dan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, "terang AKP Wastono.
Mengetahui hal tersebut, keluarga korban menerima kejadian tersebut sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi. ( red ).